Pendidikan Lingkungan Hdup di Indonesia


Pelaku pendidikan yang berperan penting dalam penelolaan pendidikan lingkungan hidup di Indonesia yaitu ditinjau dari system pengelolaan pendidikan lingkungan hidup, tenaga pendidiknya (yang mampu mengarahkan ) peserta didik( yang ingin belajar dalam pelestarian melalui pendidikan lingkungan hidup. Dan didukung pencerdasan kehidupan bangsa dalam pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pengembangan kurikulum pendidikan lingkungan dilihat dari 5 aspek seperti:
1.      Agama dan akhlak mulia
Pembinaan melalui agama dan akhlak mulia disini adalah melalui penyampain ayat-ayat suci sebagaimana kita harus tetap menjaga lingkungan agar lingkungan tidak marah dan bosan akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab dalam menggunakan lingkungan yang ada di Indonesia yang semena-mena. Seperti penebangan hutan secara missal. Dalam penyampaian ayat-ayat tersebut peserta didik diajarkan akan lebih dengan bijak dalam mengelola lingkungan disekitarnya seperti penanaman hutan di ikuti dengan penanaman pohon kembali. Agar tidak terjadinya longsor

2.      Keanekaragaman dan kepribadian
Banyak keanekaragaman yang tedapat di Indonesia, seprti daun dari pohon kelapa banyak fungsi dan gunanya dalam pemanfaatannya dapat dijadikan anyaman cantik maupun sapu lidi untuk membersikan halaman rumah.

3.      Ilmu pengetahuan dan teknologi
Bagaimana  kita dalam menggunakan  ilmu pengetahuan dan teknologi secara positif baik dan bijak, seperti dalam penggalangan masa demo melalui emdia atau jejaring sosial untuk melakukan pelestarian lingkungan hidup. Dengan iklan iklan yang dibuat untuk mengalang anak muda untuk berpartisipasi. Dapat memberikan penyulusan melalui media massa , bagaiman menggunakan dengan bijak ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut,

4.      Estetika
Dalam pengembangan kurikulum pendidikan lingkungan hidup akan diajarkan dalam berestetika, beretika dengan baik dan bijak menyikapi atau mengelola yang ada di sekitar lingkungan yang akan membawa dampak baik dalam kehidupan individu bahkan sesame

5.      Kesehatan, pendidikan jasmani dan olahraga
Dalam pengembangan kurikulum pendidikan lingkungan disini pendidik dapat mengajarkan ke peserta didik dalam pemanfaat di aspek transportasi. Jika tujuan yang dituju masih memungkinkan untuk jalan kaki lebih baik jalan kaki karena banyak keuntungan yang didapat seperti hemat ongkos, dapat mengurangi peluang penggunaan kendaraan dan dapat olahraga yang menyehatkan badan.


Adapun pembinaan dan peran serta masyarakat seperti :
1.      Pembinaan pendidikan
Maksudnya dari pembinaan pendidikan disini ialah apa saja program yang akan dikelola atau system yang akan dilakukan dalam pendidikan lingkungan hidup di Indonesia. Dalam melaksanakan aktivitas pendidikan lingkungan hidup, disarankan untuk melakukan tahapan perencanaan dan persiapan, yang meliputi: pendalaman materi, dan persiapan kegiatan
Penyusunan modul PLH (Pendidikan Lingkungan Hidup) Non Formal dilakukan setelah ditemukan tema yang akan dijadikan sebagai sentral topik pendidikan lingkungan hidup. Adapun struktur atau langkah dari PLH(Pendidikan Lingkungan Hidup) sekurangnya meliputi:
1.      Tema Kegiatan
Tema kegiatan merupakan aspek utama dari kegiatan yang akan dilakukan. Misalnya saja tema ”Panas Dingin” untuk menggambarkan kondisi di kawasan hutan dan di kawasan tak berhutan.
2.      Tujuan Umum/Khusus
Tujuan adalah hal-hal yang ingin dicapai dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan umum merupakan hal besar/umum yang ingin diwujudkan, sedangkan tujuan khusus adalah pencapaian secara spesifik/khusus. Misalnya: Tujuan umum: Mengetahui fungsi hutan. Tujuan khusus: mengetahui fungsi hutan sebagai pelindung
3.      Alat dan Bahan
Alat dan bahan adalah rincian peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan dalam melakukan kegiatan PLH. Sangat disarankan untuk melakukan pendataan serinci mungkin agar tak ada yang terlupakan saat pelaksanaan kegiatan.
4.      Obyek
Obyek merupakan hal yang ingin diamati (bila ada)
5.      Waktu
Waktu menunjukkan lamanya kegiatan akan dilakukan. Dalam penulisan waktu, juga dapat dilakukan bersama dengan penulisan setiap setiap tahapan alur yang akan dilaksanaan. Semakin detail akan sangat membantu bagi fasilitator PLH.
6.      Metoda
Metoda merupakan penggambaran umum terhadap metoda yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan. Misalnya diskusi, permainan, dll.
7.      Alur kegiatan
Alur kegiatan merupakan rincian tahapan kegiatan secara terstruktur.
8.      Evaluasi
Evaluasi menegaskan cara melakukan penilaian terhadap indikator keberhasilan kegiatan. Disini dituliskan tentang apa dan bagaimana evaluasi dilakukan.
9.      Catatan
Catatan fasilitator merupakan bagian terakhir yang menjadi tambahan bila saja ada hal-hal penting yang belum masuk dalam bagian lain di modul. Catatan juga berfungsi sebagai pengingat bagi fasilitator PLH.
2.      Peran serta masyarakat
Peran masyarakat pun sangat penting dalam menunjang keberhasilan pengelolaan pendidikan lingkungan hidup . seperti dalam partisipasi masyarakat di dalam sekolah yang mampu mengkritik harus seperti apa dan bagaimana dan sekolah dalam tujuan pengelolaan lingkungan hidup akan memperbaiki kesalahan system yang terjadi agar untuk menjadi lebih baik lagi.

Pendidikan lingkungan hidup haruslah:
  • Mempertimbangkan lingkungan sebagai suatu totalitas — alami dan buatan, bersifat teknologi dan sosial (ekonomi, politik, kultural, historis, moral, estetika);
  • Merupakan suatu proses yang berjalan secara terus menerus dan sepanjang hidup, dimulai pada jaman pra sekolah, dan berlanjut ke tahap pendidikan formal maupun non formal;
  • Mempunyai pendekatan yang sifatnya interdisipliner, dengan menarik/mengambil isi atau ciri spesifik dari masing-masing disiplin ilmu sehingga memungkinkan suatu pendekatan yang holistik dan perspektif yang seimbang.
  • Meneliti (examine) issue lingkungan yang utama dari sudut pandang lokal, nasional, regional dan internasional, sehingga siswa dapat menerima insight mengenai kondisi lingkungan di wilayah geografis yang lain;
  • Memberi tekanan pada situasi lingkungan saat ini dan situasi lingkungan yang potensial, dengan memasukkan pertimbangan perspektif historisnya;
  • Mempromosikan nilai dan pentingnya kerjasama lokal, nasional dan internasional untuk mencegah dan memecahkan masalah-masalah lingkungan;
  • Secara eksplisit mempertimbangkan/memperhitungkan aspek lingkungan dalam rencana pembangunan dan pertumbuhan;
  • Memampukan peserta didik untuk mempunyai peran dalam merencanakan pengalaman belajar mereka, dan memberi kesempatan pada mereka untuk membuat keputusan dan menerima konsekuensi dari keputusan tersebut;
  • Menghubungkan (relate) kepekaan kepada lingkungan, pengetahuan, ketrampilan untuk memecahkan masalah dan klarifikasi nilai pada setiap tahap umur, tetapi bagi umur muda (tahun-tahun pertama) diberikan tekanan yang khusus terhadap kepekaan lingkungan terhadap lingkungan tempat mereka hidup;
  • Membantu peserta didik untuk menemukan (discover) gejala-gejala dan penyebab dari masalah lingkungan;
  • Memberi tekanan mengenai kompleksitas masalah lingkungan, sehingga diperlukan kemampuan untuk berfikir secara kritis dengan ketrampilan untuk memecahkan masalah.
  • Memanfaatkan beraneka ragam situasi pembelajaran (learning environment) dan berbagai pendekatan dalam pembelajaran mengenai dan dari lingkungan dengan tekanan yang kuat pada kegiatan-kegiatan yang sifatnya praktis dan memberikan pengalaman secara langsung (first – hand experience).


Free Website templatesSEO Web Design AgencyMusic Videos OnlineFree Wordpress Themes Templatesfreethemes4all.comFree Blog TemplatesLast NewsFree CMS TemplatesFree CSS TemplatesSoccer Videos OnlineFree Wordpress ThemesFree Web Templates